Senin, 07 November 2016
Home »
» HATI-HATI DENGAN TERJEMAHAN
HATI-HATI DENGAN TERJEMAHAN
(Lagi): pelan-pelan membacanya ya..
Kalau tidak selamanya terjemahan/tafsir tidak sepenuhnya benar apakah al-Quran tidak perlu diterjemahkan?
Maka jawabannya: "tetap perlu.!"
Bagaimana bisa al-Quran itu berbincang dengan manusia kebanyakan jika tidak dimengerti oleh pembacanya?
Tetapi sebagus apapun tafsir/terjemahan itu, tetapkan posisinya sebagai kebenaran yang tidak pernah akan sepenuhnya sepadan dengan al-Quran itu sendiri.
Sebagai contoh (lagi):
a)
إياك نعبد و إياك نستعين
b)
"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan"
Kalimat 'kami menyembah dan memohon pertolongan' pada b) tidak akan pernah sepadan dengan kalimat 'na'budu' ( نعبد ) dan 'nasta'in' pada a)
Itulah kenapa para pakar tafsir ketika berhenti menafsirkan al-Quran akan selalu menutupnya dengan kalimat:
و الله أعلم بالصواب / و الله أعلم بمراده
"Allah-lah yang paling mengetahui"
Artinya, sebaik apapun tafsir dan terjemah tetap disadari oleh penafsir/penerjemah akan sisi kekurangannya.
Nah, dari sini sebaiknya kita juga bersikap sama dengan para penafsir/penerjemah. Terlebih kita hanya sebagai pembaca tulisan pikiran penafsir/penerjemah.
Jangan sampai kita lebih bersemangat dari penafsir/penerjemah hingga mengatakan:
-"al-Quran mengatakan seperti ini.!!" sambil melotot-melotot (padahal yang dibaca itu terjemahannya/tafsirnya)
- Lalu menuduh orang menistakan al-Quran
- Lalu mengajak orang lain yang juga gak faham untuk ikut-ikutan
- Lalu dia berandai kemarahannya juga jadi marahnya Allah
- Lalu bersemangat untuk membenci bahkan membunuh orang lain dengan membawa nama Allah.
- Lalu menuduh orang yang tidak sepaham sebagai munafik yang keislamannya dipertanyakan.
Lihatlah betapa terjemahan jika kita tidak slow memahaminya, maka bisa bikin kita jadi pemarah.!
Pelan-pelan ya.. jangan emosi..
0 komentar:
Posting Komentar